Saturday, January 30, 2021

Opini : Peranan Pasar Modal untuk Perekonomian Negara

Penulis : Muhammad Mufid (MKS III C)

Mungkin bagi beberapa kalangan istilah pasar modal masih cukup asing di telinga, tetapi sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan manajemen keuangan syariah, kita seharusnya sudah mengetahui sedikitnya pengetahuan tentang pasar modal, karena pasar modal ini adalah salah satu sumber alternatif untuk pemerintah ataupun swasta untuk menghimpun dana dengan cara menerbitkan surat utang atau obligasi yang nantinya di jual ke masyarakat melalui pasar modal.

lantas apa yang dimaksud dengan pasar modal ?

Pasar modal menurut Kamus Hukum Ekonomi diartikan sebagai pasar atau tempat bertemunya penjual dan pembeli yang memperdagangkan surat-surat berharga jangka panjang, misalnya saham dan obligasi (Erawati, 1996: 14).

Adapun dalam undang-undang Pasar Modal (UUPM), yaitu Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 Angka 13 menjelaskan, Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Jadi bisa disimpulkan bahwasanya pasar modal itu adalah kegiatan perdagangan efek seperti surat berharga yang meliputi surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti hutang, waran (warrant), dan right issue. Adanya pasar modal dalam suatu negara sangat berperan penting untuk perekenomian negara. Berikut adalah fungsi pasar modal yang berperan penting untuk perekeonomian suatu negara :

1.      sebagai sarana penambah modal usaha

untuk perusahaan yang membutuhkan dana, mereka bisa menjual saham ke pasar modal yang nantinya saham tersebut dibeli oleh masyarakat umum, institusi, ataupun pemerintah.

2.      pemerataan pendapatan

saham-saham yang sudah di beli nantinya akan mendatangkan keuntungan atau dividen dari keuntungan perusahaan kepada pemilik saham.

3.      Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi

Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka kegiatan produksi perusahaan akan meningkat.

4.      Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja

dengan meningkatnya produktifitas suatu perusahaan dengan adanya penambahan modal dari pasar modal, maka secara otomatis perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang baru untuk nantinya dipekerjakan. Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.

5.      Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara

Setiap deviden/keuantungan yang diberikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak oleh pemerintah. dengan adanya penambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan pendapatan suatu negara.

6.      Sebagai indikator perekonomian negara

Aktivitas dan volume penjualan atau pembelian di pasar modal yang semakin meningkat, akan memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya

Referensi :

Citra Puspa Permata 1 , Muhammad Abdul Ghoni 2, "PERANAN PASAR MODAL DALAM PEREKONOMIAN NEGARA INDONESIA" Jurnal AkunStie, Edisi 2, Desember 2019, hal 57.

Yenni Samru Juliati Nasution, "Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian Negara" HUMAN FALAH, Edisi 2, Juni 2015, hal. 97.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995


Saturday, January 9, 2021

Webinar Kolaborasi GenBi dan HMJ MKS UIN Bandung: Dukung Agenda Pemulihan Ekonomi Nasional melalui ERIS dan EKSYA

 

Generasi Baru Indonesia (GenBi) komisariat UIN SGD Bandung bersama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Keuangan Syariah (HMJ MKS) mengadakan Webinar Nasional via Zoom Meeting dan Live Streaming Youtube, pada Sabtu, (9/1/21).

Dengan mengusung tema “Meet The New Hero: ERIS dan EKSYA”, acara ini menghadirkan Sandi Octa Susila selaku Duta Petani Millenial Kementrian Pertanian Republik Indonesia sekaligus owner Mitra Tani Parahyangan sebagai pemateri utama dan tokoh Adiwarman Karim yang merupakan Pakar Ekonomi dan Keuangan Islam.

Antusiasme dan rasa penasaran terlihat sangat besar dibuktikan dengan diikutinya acara ini oleh kurang lebih 1500 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, baik mahasiswa hingga masyarakat umum.

Gentur Wibisono, Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) KPW Jawa Barat dalam sambutannya menyampaikan, maksud dan tujuan kegiatan ini ialah untuk menyerukan bagaimana anak muda dapat berperan mendukung peran ekonomi agraris dan dikombinasikan dengan pergerakan ekonomi syariah sebagai suatu pilihan masyarakat Indonesia khususnya, dalam agenda pemulihan ekonomi di era pandemi.

“Ini akan memberikan satu peluang investasi, pemberdayaan ekonomi, yang juga secara tidak langsung membantu tugas bank Indonesia dalam rangka pengendalian Inflasi baik provinsi, kabupaten dan daerah,” Jelas Gentur, (9/1/21).

Sebagaimana turut disampaikan juga oleh Dadang Husen Sobana, selaku ketua jurusan MKS UIN Bandung dalam sambutannya, bahwa  beliau punya keyakinan Ekonomi Syariah dan Ekonomi Agraris punya kekuatan lebih untuk survive di era pandemi.

Pemateri pertama, Sandi Octa Susila, mengawali pembahasan dengan memaparkan bagaimana prinsip berwirausaha yang dia gunakan sehingga bisa tetap bergerak ditengah-tengah turbulensi ekonomi yang tidak pasti bahkan keadaan pandemi yang belum juga memulih.

“dari seluruh sektor, pertanian yang masih bertahan dari kontraksi, dan PDB dinili paling positif di antara yang lainnya” ujar Sandi sebagai pembuka.

Prinsip itu ialah BISNIS; Berbasis Ilmu, Inovatif, Strategi, Niat yang Kuat, Informasi dan Teknologi, dan Supel.  Pondasi yang paling kuat dan dasar menurutnya adalah ilmu, dan kesempatan mengenyam pendidikan, membangun jaringan adalah suatu jalan untuk mempermudah.

Sebagai anak muda yang sudah 5 tahun menjalani usaha di bidang agraris dan tengah konsen membawahi 385 petani binaan, Sandi mengatakan, penting bagi anak milennial sekarang untuk tidak berpikir bahwa kegiatan di sektor pertanian adalah kegiatan yang kuno, harus kotor-kotoran dilahan, menggunakan cangkul dan caping, dan sebagainya.

Menurutnya, ketika pandemi datang, sektor pertanian harus menyentuh digitalisasi. “Karena jika tidak, kita semua sudah bisa liat sendiri bagaimana tomat, cabe tidak dipanen ketika virus datang, pasar induk di tutup dan sebagainya, dan tentunya yang bisa melakukan digitalisasi itu adalah anak muda, potensi itu bisa diisi” Jelasnya, Sabtu, (9/1/21)

Selanjutnya, Sandi menjelaskan bagaimana usaha dibidang hortikultur yang sedang dijalankan menerapkan strategi untuk bertahan pada masa pandemi, yakni menggali data, segmentasi pasar dan target klien yang baru, posisi produk, membangun super team, dan technology aware.

Menurut Sandi, usaha dengan sentuhan teknologi membantu mempermudah, dan di era ini, berjalan bersama tim dan bekerja sama dengan oranglain adalah hal utama. “Kolaborasi lebih penting ketimbang kompetisi, modal itu hal yang sekian, yang penting amanah bagaimana bisa membantu para petani yang membutuhkan binaan,” ujarnya.

Selain pembahasan mengenai ekonomi agraris sebagai kegiatan perekonomian penduduk dalam rangka memanfaatkan faktor-faktor yang disediakan oleh alam terkhusus pertanian, webinar turut membahas bagaimana perkembangan dan peran ekonomi syariah di masa pandemi.

Adiwarman Karim selaku pemateri memaparkan 9 inisiatif yang melibatkan 21Bank Syariah di 2021 akan menampilkan wajah industry perbankan Syariah yang secara signifikan berbeda. 9 inisiatif tersebut dilakukan pada saat industry keuangan secara keseluruhan mengalami fase konsolidasi.

Turut disinggung oleh Adi, Indonesia akan memiliki Bank Umum Syariah (BUS) BUMN yang merupakan hasil merger dari tiga BUS BUMN. Diperkirakan Bank itu akan menjadi Bank ke delapan terbesar dari segi asset di Indonesia, dan menjadi Bank Syariah terbesar kelima di dunia.

“Diperkirakan satu Bank Umum Syariah akan memperkenalkan model bisnis baru melalui digitalisasi akuisisi nasabah. Bank ini akan memanfaatkan analisa big data untuk menawarkan pembiayaan yang tepat bagi nasabahnya sesuai pola belanja nasabah” Jelas Adi, Sabtu, (9/1/21)

Di akhir sesi, Margo Purtanto, salah satu peserta webinar mengajukan pertanyaan terkait bagaimana strategi revolusi industri sektor pertanian yang bisa diterapkan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor produk.

Dalam hal ini, Sandi selaku pemateri terkait ekonomi agraris kembali menekankan bahwa generasi millennial menjembatani perkembangan teknologi untuk diterapkan di lapangan, berkontribusi dan berkolaborasi untuk memajukan sektor pertanian dengan menyentuh digitalisasi, mempersiapkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, serta bersiap menghadapi bonus demografi pada  2045.

“Melangkahlah dengan benar hari ini, bangun jejaring, minta bimbingan dengan guru dan mitra kita, saya yakin kita bisa membangun Ibu Pertiwi” tegasnya.

 Sedangkan hal-hal untuk menjaga ketahanan pangan ada tiga, yakni intensifikasi berbicara tentang bagaimana mengoptimalkan lahan yang dimiliki.

“Ekstensifikasi, kita harus membuka lahan baru untuk lebih berkembang, memberdayakan sumber yang ada, membina petani-petani. Dan diversifikasi bagaimana mengelola produk  agar dapat terdistribusikan dengan baik dan menjadi penawar kebutuhan masyarakat local,” tutup Sandi.