BANDUNG, MKS-Publishing – Ratusan mahasiswa baru jurusan Manajemen Keuangan
Syariah (MKS) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung
mengikuti kegiatan donor darah. Aksi sosial yang diselenggarakan oleh
himpunan mahasiswa MKS masih dalam rangkaian kegiatan Pelatihan
Kepemimpinan Mahasiswa (PAKSA), semacam Orientasi Pengenalan Kampus
(OSPEK), Sabtu (11/10).
Ketua Panitia, Andrean Martha Zulfiqor mengatakan kegiatan donor darah merupakan program kerja bidang Kerjasama, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (KPPM). Karena selaras dengan tridhama perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian, Andrean melanjutkan, perlunya meningkatkan rasa kepedulian sosial yang tinggi, salahsatunya mendonorkan darah.
“Sebab stok darah mungkin saat ini sangat diperlukan, untuk keselamatan umat,” ujar Andrean.
Salahsatu pendonor, Raihan Afif Abyan mengatakan, sebelum donor darah merasakan sedikit ketakutan ketika akan di donorkan darahnya. Tetapi ketika menenangkan diri tidak merasakan apa–apa dan biasa saja.
“Awalnya sangat tegang dan takut melihat jarum, tapi coba nenangin diri, ya setelah itu mengikuti alur,” terangnya.
Raihan pun sangat mengapresiasi dengan positif kegiatan ini, sebab selain pembelajaran tentang tata cara mendonorkan darah, dia pun bisa berbagi terhadap orang yang membutuhkan darahnya.
“Menyumbang sesuatu yang ada dalam tubuh kita. Kan bukan hanya uang tetapi juga darah, bagus pokoknya,” ujar mahasiswa semester satu. (Bakti/Citizen Journalism/mza)
Source : Media Mahasiswa.com
Ketua Panitia, Andrean Martha Zulfiqor mengatakan kegiatan donor darah merupakan program kerja bidang Kerjasama, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (KPPM). Karena selaras dengan tridhama perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian, Andrean melanjutkan, perlunya meningkatkan rasa kepedulian sosial yang tinggi, salahsatunya mendonorkan darah.
“Sebab stok darah mungkin saat ini sangat diperlukan, untuk keselamatan umat,” ujar Andrean.
Salahsatu pendonor, Raihan Afif Abyan mengatakan, sebelum donor darah merasakan sedikit ketakutan ketika akan di donorkan darahnya. Tetapi ketika menenangkan diri tidak merasakan apa–apa dan biasa saja.
“Awalnya sangat tegang dan takut melihat jarum, tapi coba nenangin diri, ya setelah itu mengikuti alur,” terangnya.
Raihan pun sangat mengapresiasi dengan positif kegiatan ini, sebab selain pembelajaran tentang tata cara mendonorkan darah, dia pun bisa berbagi terhadap orang yang membutuhkan darahnya.
“Menyumbang sesuatu yang ada dalam tubuh kita. Kan bukan hanya uang tetapi juga darah, bagus pokoknya,” ujar mahasiswa semester satu. (Bakti/Citizen Journalism/mza)
Source : Media Mahasiswa.com